Untuk Layanan Pengaduan silahkan membuka link berikut https://s.id/NGADUBOSE | Sampaikan Laporan (Pengaduan, Aspirasi, dan Permintaan Informasi) Anda Langsung Kepada Instansi Pemerintah Berwenang melalui LAPOR.GO.ID

Bantu Kami Melayani Anda dengan Lebih Baik dengan berpartisipasi dalam SURVEI KEBUTUHAN DATA 2024. Silakan isi survey pada link berikut http://s.bps.go.id/SKD24Bantul

LanTik (Layanan Statistik) PST BPS Kabupaten Bantul. Layanan WhatsApp, untuk segala kebutuhan data statistik anda melalui nomor 082170003402 | BPS Kabupaten Bantul berhasil memperoleh predikat sebagai Badan Publik kualifikasi Informatif dengan nilai 98 pada Penganugerahan Keterbukaan Informasi Badan Publik D.I Yogyakarta Tahun 2024.

Perkembangan Ekspor dan Impor DI Yogyakarta, Desember 2021

Unduh Berita Resmi Statistik

Tanggal Rilis	:	2 Februari 2022
Ukuran File	:	2.42 MB

Abstraksi

Nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta Desember 2021 mencapai US$64,0 juta atau naik 14,90 persen dibanding ekspor November 2021. Dibanding Desember 2020 nilai ekspor naik sebesar 40,66 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta Januari–Desember 2021 mencapai US$557,0 juta atau naik 39,70 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.
Ekspor Desember 2021 terbesar adalah ke Amerika Serikat yaitu US$25,7 juta, disusul Jepang US$6,9 juta dan Jepang US$5,8 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 60,00 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa dan ASEAN masing-masing sebesar US$16,7 juta dan US$1,1 juta.
Peningkatan terbesar ekspor Desember 2021 terhadap November 2021 terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan sebesar US$7,9 juta (41,58 persen). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada barang-barang dari kulit sebesar US$1,7 juta (27,42 persen).
Menurut sektor, ekspor hasil industri pengolahan Januari–Desember 2021 naik 39,95 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Sedangkan, ekspor hasil pertanian naik 13,51 persen.
Menurut provinsi pengiriman barang, ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta terbesar pada Desember 2021 dikirim melalui Jawa Tengah dengan nilai US$39,7 juta (62,03 persen), diikuti DKI Jakarta US$23,3 juta (36,41 persen) dan Jawa Timur US$1,0 juta (1,56 persen).

Berita Resmi Statistik Terkait